Thursday, January 10, 2008

Jangan Sampai Ada Badai Eulis

GAJAH Mada, konon, memiliki kesaktian yang luar biasa. Salah satu kesaktian itu adalah ia mampu menciptakan angin puting beliung. Hanya melalui pemusatan pikiran dalam kepalanya, Mahapatih Majapahit itu mampu mengatur kecepatan angin, mengumpulkannya, menciptakan angin lesus, yang makin lama bisa makin besar menjadi angin puting beliung, lalu mengarahkannya sesuai dengan keinginannya. Betapa dahsyat, dan betapa mengerikan, kalau ilmu kesaktian itu disalahgunakan.
Namun itu hanyalah dongeng yang dikisahkan kembali oleh Langit Kresna Hariadi dalam serialnya yang terkenal, Gajah Mada. Apakah benar Gajah Mada sakti seperti itu, wallahu alam. Yang pasti, angin puting beliung memang mengerikan kalau datang melanda wilayah perkampungan. Beberapa hari belakangan, angin puting beliung menghantam sejumlah daerah di Indonesia. Beberapa waktu lalu, hujan deras disertai angin puting beliung melanda Kampung Sukasirna, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, yang mengakibatkan seorang mengalami luka, puluhan pohon tumbang, dua rumah rusak berat, belasan rusak ringan, serta sebuah tempat pemeliharaan ayam ambruk. Tiga hari sebelumnya, angin puting beliung memorak-porandakan sekitar 272 rumah warga di dua desa di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Seminggu sebelumnya, angin yang serupa menyapu tujuh kampung di Desa/Kecamatan Buahdua, Sumedang, mengakibatkan pohon-pohon tumbang dan genting-genting serta seng atap rumah berterbangan. Pada saat yang hampir bersamaan, angin puting beliung juga menerjang Denpasar dan Gianyar, yang menyebabkan sejumlah rumah dan pura rusak, serta satu orang tewas tertimpa pohon.
Mengapa disebut angin puting beliung? Puting adalah bagian pangkal pisau yang runcing dan dibenamkan ke dalam tangkai hulu, sedangkan beliung adalah perkakas tukang kayu, yang rupanya seperti kapak dengan mata melintang (tidak searah dengan tangkainya). Logikanya, puting beliung adalah bagian pangkal beliung yang runcing yang dibenamkan ke dalam tangkainya. Kita juga bisa berpikir bahwa angin puting beliung adalah sejenis angin yang bentuknya mirip puting beliung. Dan memang demikian, angin jenis ini memiliki bentuk yang tajam di bagian bawahnya, mirip pangkal pisau yang tajam. Anehnya, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan pengertian puting beliung sebagai udara yang bergerak dengan cepat dan bertekanan tinggi, sedangkan angin puting beliung adalah gerakan udara (angin) yang berpusing, atau angin puyuh. Jadi, apa bedanya?
KBBI sungguh membuat bingung ketika memberikan definisi tentang berbagai jenis angin. Pada entri angin, disebutkan bahwa angin topan sama dengan angin puting beliung. Namun pada entri topan disebutkan bahwa topan sama dengan angin ribut, badai. Kembali ke entri angin, angin ribut didefinisikan sebagai gerakan udara yang kecepatannya antara 32 dan 37 knot (mil per jam). Namun pada entri badai, dipaparkan bahwa badai adalah angin kencang yang menyertai cuaca buruk (yang datang dengan tiba-tiba) berkecepatan antara 64 dan 72 knot; topan.
Jadi, apa bedanya? Kalau dijejerkan seperti itu, tampak bahwa jenis-jenis angin kencang itu dibedakan dari kecepatannya--dan tentu saja besarannya, serta tingkat kerusakan yang diakibatkan. Angin puting beliung (angin ribut) melanda kawasan yang tak terlalu luas dan terjadi hanya dalam kisaran jam, sedangkan topan (badai) mampu meluluhlantakkan kawasan yang luas dan bisa bertahan berhari hari, malah boleh jadi lebih dari seminggu.
Di Amerika, dikenal istilah tornado, ya jenis topan badai pula. Begitu juga dengan hurricane. Uniknya, entah mengapa, topan badai di dunia diberi embel-embel nama yang bagus. Ada nama El Nino (yang berarti "Si Bocah"), ada juga La Nina ("Si Bocah Perempuan"), yang melanda banyak negara beberapa tahun lalu, yang imbasnya sampai pula di Indonesia. Di Amerika, badai yang terkenal adalah Katrina. Bukankah ini nama perempuan juga? Di Bangladesh, badai itu bernama Sidr (dari kata Sidra, yang berarti "bintang jatuh").
Tentu kita berharap tidak akan ada badai yang namanya Ujang, Eulis, atau Butet.

No comments: