Monday, February 4, 2008

Teganya Menipu Teman


Pameran buku kali ini kurang membuatku antusias. Sabtu lalu aku ke sana, dan hanya membeli satu buku, Pasar Jawa, Abad VIII-XI, diskon 50 persen menjadi Rp 12.500, dari stan Penerbit Kiblat Buku Utama.
Ketemu Yus R. Ismail, temanku sesama penulis. Ia cerita tentang betapa beratnya membangun penerbit buku. Masalah paling berat adalah penipuan yang dilakukan para agen. Salah satu nama yang disebutnya adalah Doddy Achmad Fauzi, salah satu penulis asal Bandung yang pernah menjadi wartawan Media Indonesia. Nilainya puluhan juta rupiah. Doddy kini tak bisa dihubungi lagi. Aku geleng-geleng kepala. Kok tega-teganya menipu teman sendiri.
Yus kini lebih banyak menerbitkan buku yang sudah pasti dibeli. Misalnya buku karya Usman Supendi, teman kami yang juga dosen di Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung. Buku ini pasti dibeli, setidaknya 300-an eksemplar, sesuai dengan jumlah mahasiswanya, yang pasti menurut kalau diwajibkan membeli.
Aku juga ketemu Erwan Juhara dan temannya (aku lupa namanya). Si teman ini menanyakan apakah aku punya naskah Sunda. Aku segera membatin: wah, ini pasti ada hubungannya dengan proyek Bapusda, hehehe.
Pada hari terakhir, Senin, 4 Februari, aku ke Landmark lagi, juga dengan niat tak akan beli (banyak) buku. Eh, begitu lewat stan Pustaka Hidayah, ternyata banyak buku bagus dan murah. Maka aku melupakan niatku, dan meraup enam buku, seharga Rp 99.000, ditambah bonus 1 buku. Buku novel The March karya E.L. Doctorow harganya 15 ribu saja, dari aslinya 49.900. Novel Praha karya Arthur Phillips pun hanya 16.000, dari semula 54.900. Gimana tidak menggiurkan?
Sayang uang di dompet hanya segitu. Aku sudah meniatkan diri kembali ke sana setelah menerima honor juri di kantor. Malang tak dapat ditolak, honor diberikan besok, kata Peppy. Alamak...

No comments: