Tuesday, January 8, 2008

Sastra Mati Lampu di Unpas


Mulanya terkejut ketika Ian dari Fakultas Sastra Inggris Unpas memintaku menjadi pembicara dalam seminar dengan tema "Sastra Mati Lampu". Lah, sastra begitu riuh rendah dan terang benderang kok dibilang mati lampu. Rupanya, yang mati lampu justru di fakultas mereka. Itu pun lebih kepada langkanya kegiatan sastra dan penciptaan karya di antara mereka. Mereka ingin tercipta sebuah atmosfer yang membuat mereka bergairah dalam bersastra.
Maka hari ini, Selasa 8 Januari, aku tampil di depan para mahasiswa/i FSI Unpas, bersama dengan Nenden Lilis Aisyah. Di jagat sastra Indonesia, nama Nenden tak perlu dijelaskan lagi. Selain mengajar di almamaternya, UPI, ia masih terus menciptakan puisi dan cerpen, serta aktif dalam banyak kegiatan sastra.
nDilalah, kata orang Jawa, acara diskusi ini dibuka oleh pembacaan puisi yang antara lain karya (alm.) Beni R. Budiman, mantan suami Nenden. Mungkin sengaja? Wallahualam. Aku sendiri menyampaikan materi dengan mengutip sebuah tulisan Beni mengenai kampus dan para sastrawannya, yang pernah dimuat di Pikiran Rakyat tahun 2001. Terus terang aku tidak sengaja. Sebab, tulisan Beni itu sesuai dengan tema diskusi sastra, dan namaku disebut dalam tulisan itu.
Diskusi dihadiri sekitar 40-50 mahasiswa. Kupikir ini jumlah yang cukup menggembirakan mengingat tak ada "paksaan" untuk hadir seperti tempo hari ketika Teh Senny (Al Wasilah) mengajakku berbicara dalam program "sastrawan masuk kampus", yang merupakan bagian dari kuliah mahasiswanya.
Pertanyaan yang muncul juga menantang, meskipun masih ada juga soal "bagaimana trik menulis supaya menarik". Tak apa. Yang penting adalah antusiasme mereka.
Di akhir acara, mereka memberikan antologi puisi mereka buatku dan Nenden. Lepas dari kualitas puisi-puisi itu, bahwa mereka sudah bisa bikin antologi, meski dengan bentuk buku yang sederhana, sangat patut dihargai. Salut.

No comments: