Saturday, January 12, 2008

Telepon dari Andrea


Beberapa hari lalu, Dhipie menghubungiku, seperti biasa dengan suaranya yang ceria dan enak di telinga. Apa kabar, kabar baik, dan seterusnya, Dhipie kemudian cerita dia dikontak Julius Sumanto atau siapa gitu, dari acara Kupas Tuntas di televisi Trans 7, yang menanyakan nomor kontakku. Dhipie bilang dia sudah memberikan no dan alamat e-mail-ku. Menurut Dhipie lagi, pihak Kupas Tuntas hendak mengupas soal "Perang Bubat" atau apa gitu.
Dhipie kemudian menyerahkan telepon ke Andrea Hirata. Ah, Ikal! Sudah lama sekali rasanya tidak mendengar suaranya yang juga renyah dan kata-katanya yang tetap rendah hati. Seperti biasa, Ikal menanyakan kegiatanku, sedang menulis apa, buku apa yang terbaru, dan seterusnya. Ia juga menyarankan agar aku belajar sama Dhipie supaya bisa bicara dengan jelas, tidak menggeram. Ha-ha!
Namun kata-katanya kemudian mengejutkanku. "Aku akan pulang ke Belitung tak lama lagi..."
Aku sungguh hampir kehilangan kata-kata. "Untuk seterusnya?"
"Ya. Ibuku sudah payah. Beliau hanya bisa berbaring, tak mampu berdiri lagi," kata Ikal pelan.
"Tak kembali lagi?"
"Nggak lah. Aku pasti akan berkali-kali lagi ke Bandung, kalau Telkom sedang membutuhkan tenagaku. Sekarang pesawat ke sana kan lebih mudah."
"Kami akan kehilangan kau..."
"Tidak lah, kita kan masih bisa kontak-kontak."
Kali ini, aku benar-benar tak tahu apa yang mesti kutulis lagi.
(Foto: dari kiri Andrea, Teh Senny, Kris, aku)

1 comment:

Dhipie Kuron said...

browsing-browsing menemukann tulisan ini jadi kangen... hehehe sementara pamit dulu dari dunia buku nih...